Kamis, 29 September 2011

frustasi

FRUSTASI
Oleh : Awang Junior

Menghirup segarnya malam , disisa runtuhan iman
Terbaring di atas altar Tuhan,
Aroma arak tak jua hilang.
Tertawa, ha…ha…ha…
Memekin malam sunyi.
Menangis, tersendak, dan kembali terbahak.

Wahai jiwa-jiwa yang kelam, apa kabar?
Lihatlah! Mataku tak mampu terpejam.

Hilang, sadarku terbang
Pergi, anganku menyendiri
Kembali, kapan kan kembali?

Manusia-manusia durjana, kemarilah!
Rahwana Raja telah merasuk kepala,
Berputar terus berputar, seperti kutu di atas bangkai.


Cirebon, 27 September 2011
19.30


BINTANG KECILKU*


Oleh : Awang Junior

Menangis, ku kan menangis.
Jika ku kehilanganmu.
Tak terbayangkan, kiamatku kan terjadi jika kau pergi,
Tawaku mati tanpamu.

Kau begitu berharga,
Rindu, kasih, cinta tercipta karena kau selalu ada.
Kaulah sebuah Maha Karya terindah,
Pelengkap kepingan jiwa.
Kaulah titisan Dewi Sinta, hadir dengan penuh cinta.

Wahai bintang kecilku,
Kau bukan kekasihku,
Kau bukan idolaku, bukan pula pendamping hidupku,
Tapi kau melebihi semua.
Kau bagai bintang di gelap malam,
Begitu berharga bagi sang langit,
Kau bintang yang menyempurnakan malam.

Bintang kecilku, Tetaplah kau begitu.
Ku kan tetap menjagamu, hingga langit tak mampu terang.


Cirebon, 27 September 2011
23.30


*) Terima kasih untuk adik-adiku tercinta.   
     (Opi Tansela, Ratu Amelia, Nurul Badriyah, Tyara)